JAKARTA, KOMPAS — Gerhana Matahari Total akan kembali terjadi di
wilayah Indonesia, Rabu, 9 Maret 2016. Menyambut peristiwa langka itu, Lembaga
Penerbangan dan Antariksa Nasional meluncurkan hitung mundur menuju GMT 2016 di
Jakarta. Kamis (14/1) ini adalah 55 hari menjelang waktu terjadinya gerhana.
Keindahan Gerhana Matahari Total
(GMT) yang banyak diburu orang. Foto ini diambil dari Pantai Penyak, 36
kilometer di selatan Pangkal Pinang, Bangka, Sumatera Selatan, saat terjadi GMT
18 Maret 1988. GMT akan kembali terjadi di wilayah Indonesia pada 9 Maret 2016.
Gerhana kali ini cukup istimewa bagi Indonesia karena
satu- satunya daratan yang akan dilalui jalur gerhana hingga bisa menyaksikan
Gerhana Matahari Total (GMT) hanya wilayah Indonesia. Itu pun tidak semua
wilayah bisa menyaksikan totalitas gerhana.
Kepala Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional
(Lapan) Thomas Djamaluddin mengatakan, 11 provinsi akan dilalui jalur GMT yaitu
Bengkulu bagian utara, selatan Jambi, Sumatera Selatan, Bangka Belitung,
selatan Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan bagian utara, Kalimantan
Timur, Sulawesi Barat, Sulawesi Tengah, dan Maluku Utara.
Jalur GMT terentang sepanjang 1.200-1.300 kilometer
yang bermula di Samudra Hindia dan berakhir di Samudra Pasifik di utara
Kepulauan Hawaii, Amerika Serikat. Lebar jalur gerhana itu 155-160 kilometer.
GMT akan terjadi di pagi hari. Di wilayah Indonesia
barat, gerhana dimulai sekitar pukul 06.20 WIB atau sesaat setelah Matahari
terbit. Fase total gerhana, yaitu tertutupnya seluruh piringan Matahari oleh
piringan Bulan hingga hanya menyisakan cahaya korona Matahari, terjadi mulai
pukul 07.20 dan hanya berlangsung 1,5-2 menit. Cahaya korona itu akan tampak
sebagai mahkota cahaya yang indah.
Di wilayah Indonesia tengah, gerhana dimulai sekitar
07.25 Wita dan puncak gerhana terjadi sekitar sejam kemudian dengan lama
gerhana 2-2,5 menit. Sementara di Indonesia timur, gerhana dimulai sekitar
08.35 WIT dan fase total gerhana pada pukul 09.50 dengan lama 2,5-3 menit.
Harus diingat, waktu pasti terjadinya gerhana di
setiap daerah, termasuk yang berada dalam satu wilayah waktu, bisa berbeda.
Lama fase total gerhana pun berbeda, makin ke timur wilayah Indonesia akan
semakin lama.
Fase total terlama pada gerhana kali ini sepanjang 4
menit 9 detik. "Namun, gerhana terlama itu hanya bisa disaksikan di satu titik
di Samudra Pasifik (di utara jauh Papua Niugini)," katanya.
Di luar wilayah yang dilintasi jalur GMT hanya akan
mengalami Gerhana Matahari Sebagian (GMS). Sebagian besar wilayah Indonesia
hanya akan bisa menyaksikan model gerhana ini seperti bagian utara Sumatera,
Jawa, Bali-Nusa Tenggara, dan Papua.
Pada GMS, Matahari akan terlibat seperti sabit cahaya.
Makin dekat jalur lintasan GMT, bagian piringan Matahari yang tertutup piringan
Matahari makin besar dan sabit Matahari yang terlihat makin tipis. Di wilayah
Indonesia, besar piringan Matahari yang tertutup piringan Bulan paling sedikit
sekitar 60 persen.
Sumber : kompas.com
0 komentar:
Posting Komentar
Pengunjung yang bijak : selalu meninggalkan komentar yang sopan dan tidak mengandung unsur sara ! Dengan hormat kami mohon anda untuk meninggal kan komentar untuk kami, Terimakasih.